Jaga Ekosistem Banggai Cardinal Fish, Laut Bukanlah Tempat Sampah
Komitmen LSM GAM Banggai, Jaga Kelestarian Banggai Cardinal Fish dan Merawat Teluk Lalong dari Serangan Sampah
Share This Article
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gabungan Aktivis Mantailobo (GAM) Banggai terus membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari instansi pemerintah, peneliti hingga masyarakat, dalam menjaga dan merawat Teluk Lalong yang berada di tengah-tengah Kota Luwuk.
Berbagai upaya terus dilakukan LSM GAM Banggai dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian biota laut dan tak menjadikan Teluk Lalong sebagai tempat sampah.
Diantaranya dengan rutin menggelar bakti sosial Jumpa Kasih (Jumat Pagi Kota Bersih), yang menyisir ruang-ruang publik dan sudut-sudut Kota Luwuk dari gundukan-gundukan sampah.
Memiliki lokus utama menjaga kebersihan Teluk Lalong, LSM GAM Banggai juga telah beberapa kali melaksanakan pertemuan maupun diskusi dengan berbagai pihak terkait penanganan sampah di Teluk Lalong.
“Di usia sewindu ini, LSM GAM Banggai melibatkan lebih banyak pihak untuk merawat Teluk Lalong, tidak hanya pemerintah, tetapi juga bersama para peneliti,” ungkap Lahmudin Massa, Ketua LSM GAM Banggai.
Idhin, sapaan akrab Ketua LSM GAM Banggai, menuturkan para peneliti yang terlibat diantaranya James Walalangi dan Samliok Ndobe dari Universitas Tadulako (Untad) Palu, serta Erwin Wuniarto, Abdul Gani dan Lady Diana Khartono dari Fakultas Perikanan Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai (UMLB).
“Teluk Lalong merupakan ekosistem terbesar untuk Banggai cardinal Fish, ikan capungan asli kabupaten Banggai, yang hidup di kawasan itu. Salah satu cara merawat dan menjaga ekosistem biota yang ada di Teluk Lalong dengan tidak menjadikan Teluk Lalong sebagai tempat sampah,” ujarnya.
Idhin juga mendorong para Lurah untuk melakukan pembersihan sampah sejak dari hulu agar ketika hujan sampah yang mengalir ke muara bisa lebih minim.
“Kebijakan (Pemkab) Banggai yang menyerahkan kewenangan terkait persampahan kepada para Lurah haruslah kita pandang positif. Melalui kebijakan tersebut para Lurah diharapkan bisa lebih berperan aktif dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat daalm mengelola sampah,” lanjutnya.
Pungut sampah di Teluk Lalong Luwuk telah dilakukan LSM GAM Banggai sejak tahun 2014, namun hingga saat ini masih saja terus ditemukan tumpukan sampah di Teluk Lalong Luwuk, terutama bila selepas hujan.
“Kami mempelajari dari mana sumber sampah_sampah itu dan menemukan fakta bahwa ada 14 saluran pembuangan selokan yang bermuara di Teluk Lalong. Sampah-sampah itu berasal dari rumah tangga dan yang tercecer di jalanan lalu tersapu ketika hujan mengguyur,” ucapnya.
Minimnya perhatian pada urusan persampahan tak menyurutkan LSM GAM Banggai untuk mencari solusi yang lebih cepat memungut sampah di Teluk Lalong meski dengan sumber daya yang sangat terbatas.
“Dalam perjalanan hampir setengah dekade ini, upaya LSM GAM Banggai belum sepenuhnya mampu menggugah masyarakat di Kota ini untuk lebih aware terhadap pengelolaan sampahnya sendiri, terutama mereka yang berpendidikan tinggi dan secara finansial lebih dari cukup,” tegasnya.
LSM GAM Banggai pun mencoba menggugah peran aktif masyarakat dengan mengkampanyekan dan mendorong pengelolaan sampah sejak dari rumah tangga melalui berbagai platform media sosial.
“Tentu saja itu tidak gampang. Kami tak memiliki struktur selengkap birokrasi yang terbentang dari tingkat dinas hingga kelurahan. Kami sadar, kolaborasi kadang hanya jadi stempel dan berulang kali LSM GAM Banggai merasakan sakitnya diperalat. Meski begitu, setidaknya kami bisa menyelesaikan salah satu dari berbagai masalah yang ada di kota kecil yang dianugerahi dengan Teluk Lalong yang indah ini,” urainya.
Tak hanya tentang sampah, LSM GAM Banggai juga berupaya melestarikan Banggai Cardinal Fish yang ada di Teluk Lalong. Dengan harapan, sampah yang dipungut setiap hari bisa memastikan ikan endemik itu bisa tetap hidup nyaman meski terancam sampah manusia dan ceceran minyak kapal.
‘Kami sadari, mengurus Banggai Cardinal Fish sekaligus sampah bukan perkara gampang. Bahkan, ada juga yang skeptis terhadap dua upaya “gila” ini. Tapi tidak masalah, LSM GAM Banggai sudah terbiasa, semoga ikhtiar kami ini bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya agar kelak generasi kita saat ini tidak dicap sebagai kontributor utama perusak Teluk Lalong, karena Laut Bukan tempat sampah,” tandasnya.
Menjaga kawasan perairan Teluk Lalong Luwuk untuk tetap bersih dari sampah yang setiap hari mengapung, tidak semua orang bisa melakukannya.
“Apa yang dilakukan LSM GAM Banggai itu sangat baik. Kami sangat men-support kegiatan-kegiatan sosial yang menyangkut lingkungan, karena itu juga searah program nasional kami,” ujar Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas II Luwuk Nolvi Adolof.
Nolvi mengatakan upaya LSM GAM Banggai selama sewindu ini dalam menjaga Teluk Lalong dari sampah sejalan dengan program nasional Kementerian Perhubungan berkaitan dengan lingkungan yang setiap tahun dilaksanakan.
“Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut berkomitmen mendukung penuh Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam pengelolaan dan pengurangan sampah di laut sebesar 70 persen pada tahun 2025,” ungkapnya.
Ia menegaskan bila berbicara persoalan sampah di laut, bukan lagi permasalahan sektoral, namun sudah lintas sektoral yang tentunya berdampak pada adanya gangguan di aspek ekosistem lingkungan, kesehatan dan ekonomi terutama sektor perlindungan lingkungan maritim dan pariwisata.
“Penanganan sampah di laut membutuhkan upaya yang konkrit, komplit dan terpadu dari hulu sampai hilir, karena masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahaya sampah,” tegasnya.
Berkaitan dengan penanganan sampah di pelabuhan dan kapal,lanjutnya, selama ini telah mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan surat edaran nomor UM.003/23/14/DJPL.18 tanggal 15 Maret 2018 tentang Penanganan Sampah di Pelabuhan dan Kapal.
“Surat edaran tersebut merupakan penegasan komitmen Ditjen Perhubungan Laut terhadap antisipasi dan penanganan pencemaran lingkungan karena sampah di laut. Dan kami berharap bisa bekerja sama dengan semua pihak untuk mendukung kegiatan lingkungan bersih pantai dan laut, karena Laut Bukan Tempat Sampah,“ pungkasnya.